Sabtu, 02 Januari 2016

Dulu, Jakarta Itu Jauh Banget

Jakarta, sebuah kota nan jauh di sana. Ya, begitulah yg saya rasakan dulu. Memang tidak ada jarak yg berkurang antara Wonogiri-Jakarta beberapa waktu silam dengan saat ini, walaupun mungkin sedikit terpangkas oleh prasarana transportasi berbasis jalan bebas hambatan, namun realita waktu tempuhnya tak berbanding jauh.
Dulu, jika ada seseorang yg hendak berangkat ke Jakarta, di agen atau di jalan tempat menunggu bis, pasti banyak sanak keluarga yg turut melepas kepergiannya mengadu nasib. Itu mungkin lantaran kepergian mereka dalam membumi di perantauan cukup lama, sehingga sebagai anggota keluarga ingin menikmati momentum perpisahan hingga detik terakhir guna meminimalisir rindu yg berkepanjangan. Karena, dulu rasa rindu itu hanyalah akan terobati oleh kepulangan para perantau ke kampung halaman. Belum ada yg namanya telepon dengan HP lebih lebih video call. Sekarang, walaupun rasa kangen tak hilang sepenuhnya, dengan adanya telepon di genggamam setidaknya mampu mengalirkan rindu yg kian terbendung.
Pulang ke kampung halaman adalah saat yg dirindu dan dinantikan family, selain bisa kembali berkumpul bersama, hal yg dicari sebagai seseorang dalam merantau 'uang' pun pastinya turut datang juga. Saat itu memang belum banyak orang di kampung saya yg memiliki rekening bank, sehingga uang hanya bisa diterima keluarga dengan dua metode, yaitu secara langsung ketika pulang kampung, atau dengan dititipkan pada orang lain yg kebetulan lebih dulu tilik ranah aslinya. Berbeda dengan saat ini yg bisa on time, kapanpun ada niat untuk mengirim uang kepada keluarga di rumah, maka saat itu juga kita bisa trasnfer.
Karena kemudahan komunikasi dan kemajuan teknologi dulu belum seperti sekarang itulah yg mungkin membuat dulu Jakarta itu terasa jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar